JAKARTA | Pemuda Indonesia Center (PIC) bekerjasama dengan Himapol Indonesia menggelar diskusi tajam mengenai kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) di Barocks Cafe & Restaurant, Jakarta, yang dihadiri ratusan mahasiswa. Diskusi ini memunculkan dua sudut pandang yang kontras mengenai efektivitas dan dampak dari kebijakan kontroversial ini.
Fauzan Wirayudha, Wakil Ketua Pemuda Indonesia Center, menjelaskan tujuan kegiatan ini, “Kami mengadakan diskusi ini untuk mengukur sejauh mana kebijakan Tapera dapat menjadi solusi yang tepat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi pekerja di Indonesia,” ungkapnya saat menyampaikan sambutannya, Jumat, (12/07).
Ferry Setiawan, Direktur Human Capital dan Hukum BP Tapera, menyampaikan pandangan dari pihak yang mendukung kebijakan ini, "Tapera dipandang sebagai solusi jangka panjang untuk perumahan di Indonesia. Dengan mengumpulkan dana secara kolektif, Tapera diharapkan dapat menyediakan perumahan yang lebih terjangkau dan merata. Kebijakan ini bukan hanya untuk kepentingan pemerintah, tetapi juga memberikan modal dana murah bagi masyarakat dengan dampak jangka panjang. Kami memastikan bahwa kebijakan ini diawasi dengan ketat oleh badan pemeriksa seperti OJK dan BPK untuk menjaga keadilan dan keberlangsungan,” pungkasnya.
Dr. Guntur Syahputra Saragih, Akademisi yang juga Komisioner KKPU 2018-2025, mengeksplorasi perspektif yang kritis terhadap Tapera, “Saya mengkhawatirkan bahwa kebijakan Tapera masih belum jelas siapa yang sebenarnya diuntungkan, apakah masyarakat, pemerintah, atau pengembang properti. Infrastruktur dan regulasi yang belum matang serta potensi beban tambahan bagi pekerja dan perusahaan menjadi perhatian utama. Negara harus terlibat secara aktif untuk memastikan kepentingan publik tidak terpinggirkan dalam implementasi Tapera,” ungkapnya.
Bahwa keberhasilan kebijakan Tapera sangat tergantung pada implementasi yang efektif dan persiapan infrastruktur yang matang. Jika dikelola dengan baik, Tapera memiliki potensi untuk menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi permasalahan perumahan di Indonesia. Namun, ada risiko tinggi terhadap kegagalan dan ketidakpuasan masyarakat jika penerapannya terlalu tergesa-gesa tanpa kesiapan yang memadai.
Acara ini menunjukkan komitmen para pemuda Indonesia dalam mendiskusikan isu-isu kebijakan publik yang memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat.
0 Komentar